Sabtu, 8 Februari 2025

Murianews, Jakarta – Pemerintah akan segera melelang frekuensi untuk jaringan jaringan 5G Indonesia. Hal ini seiring program suntik mati TV analog atau Analog Switch Off (ASO) yang telah rampung.

Menteri Komunikasi dan Informatik (Menkominfo) menyatakan, saat ini Kemenkominfo menyatakan, saat ini frekuensi untuk jaringan 5G yang awalnya digunakan untuk TV analog sudah bersih, sehingga bisa segera dilelang untuk operator seluler.

”Saat ini, kita sudah menyelesaikan program Analog Switch Off sehingga spektrum frekuensi 700 Mhz (low band) untuk 5G sudah bersih dan dapat dilelang.  Demikian juga dengan spektrum 26 GHz (mid band) atau millimeter wave spectrum," katanya dikutip Murianews.com dari Kemenkominfo, Jumat (22/9/2023).

Ia mengatakan, jaringan 5G itu akan dilelang dan dialokasikan untuk para operator selular untuk pemerataan di Indonesia.

Saat ini sudah ada 49 kota di Indonesia yang dilengkapi layanan komersial 5G. Bahkan, pengembangan jaringan 5G juga terus dilakukan di lima destinasi wisata super prioritas, dan beberapa even internasional, seperti KTT ke-43 ASEAN yang baru saja usai.

Semua upaya itu, menurut Menteri Budi Arie ditujukan agar masyarakat Indonesia dapat menikmati layanan internet yang lebih cepat.

”Data OpenSignal tahun 2023 menunjukkan kecepatan download internet rata-rata hanya berkisar 15 hingga 22 Mbps. Dengan adanya teknologi 5G, pengguna dapat merasakan kecepatan yang meningkat 3 sampai 4 kali dibandingkan kecepatan 4G saat ini dengan latensi rendah," tuturnya.

Lebih dari itu, keberadaan jaringan 5G juga dapat dipakai untuk mobile broadband, Ultra Reliable & Low Latency dan Massive Machine-Type Communication.

Teknologi 5G juga diproyeksikan menyumbang Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia di tahun 2030 senilai Rp 2.802 Triliun. Namun demikian, Menteri Budi Arie mengakui ada tantangan tersendiri dalam mempersiapkan regulasi termasuk izin spektrum, biaya, dan standar teknis yang mendukung ketersediaan 5G di Indonesia.

”Saya juga menyadari bahwa penggelaran jaringan 5G membutuhkan investasi yang cukup besar, sehingga kami terbuka untuk menerima masukan tentang insentif yang dapat diberikan kepada para penyelenggara telekomunikasi untuk mendukung model bisnis yang berkelanjutan," ungkapnya.

Komentar

Tekno Terkini

Terpopuler